Senin, 20 Desember 2010

Catatan Dari Yang Tidak Lulus CPNS


Apresiasi yang besar bagi para pemain tim nasional yang telah membangkitkan gemuruh nasionalisme di seluruh penjuru negeri. Pengabdian luar biasa anak-anak muda itu patut mendapat aplaus. Mereka secara total membaktikan diri mereka bagi Indonesia.

Apresiasi yang kurang lebih sama juga saya haturkan bagi ribuan anak negeri yang hari ini tercantum namanya dalam daftar kelulusan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Mereka juga anak negeri yang patut kita banggakan karena telah bersedia mengabdikan dirinya bagi bangsa ini. Sebuah kemuliaan bagi mereka yang dengan rela menjadi pelayan publik.

Dalam dada, saya bangga dengan kawan-kawan telah lulus sekaligus iri sebab nama saya tak tercantum dalam daftar tersebut. Kalian memang hebat. Saya bayangkan kalian akan semakin tampan dengan baju keki berwarna hijau betuliskan LINMAS. Wow, amazing!

Bila kita begitu sering berujar bahwa hidup adalah pilihan, saya merasa pilihan palling mulia adalah kesediaan untuk menjadi pengayom bagi yang lain. Menjadi PNS salah satunya.

Teringat dengan seorang kawan. Selepas pendidikan dokter, ia memilih meninggalkan hiruk pikuk kota yang selama ini memanjakannya, dan mengabdikan dirinya menjadi dokter PNS di sebuah pulau kecil jauh dari keramaian. Juga dengan seorang kawan lain yang memilih menepi ke sebuah desa terpencil menjadi guru bagi anak desa. Mereka hanyalah sebagian dari banyak kisah tentang pengabdian para amtenar.

Bapak saya juga seorang pensiunan PNS. Saya ingat betul, setiap pagi ia harus bangun pagi-pagi menyiapkan segala sesuatunya sebelum berangkat ke kantor mengendarai motor dinas buntut fasilitas satu-satunya darikantor. Sewaktu kecil dulu, disetiap kenaikan kelas, pada sesi perkenalan dengan wali kelas atau teman yang baru, saya selalu dengan pongah mengatakan bahwa “Bapak saya seorang PNS”. Saya bangga sebab tidak semua orang bisa menjadi PNS seperti Bapak saya.

Hari ini, saya merasakan kebahagiaan kalian. Setiap kali membuka akun facebook, saya banyak membaca ungkapan syukur mereka yang lulus hari ini. Meski sebagian juga menuliskan kekecewaannya karena namanya tidak ada dalam daftar kelulusan. Sedikit menghibur, mungkin petugas bagian mengetik pengumuman lupa mencantumkan namanya.

Menjadi PNS memang membanggakan. Pernah juga, seorang kawan menuturkan kesedihannya saat ditolak cintanya hanya karena dia belum memiliki NIP. Dalam cerita yang kurang lebih sama, seorang kawan ku juga harus kelimpungan mencari uang hingga puluhan juta untuk melamar pacarnya yang baru saja lulus PNS. Katanya, besaran tersebut mungkin akan jauh berbeda jika saja perempuan pujaannya tersebut belum lulus PNS.

Tapi, pada lembaran yang lain, cerita buram seputar PNS juga tak kunjung selesai. Saya ingat betul pegawai kelurahan di Makassar beberapa waktu saat saya ingin mengurus KTP. Sekitar jam 10 pagi saya sampai di kantor kelurahan, saya masih harus menunggu karena pegawai yag bertugas mencatat daftar pemohon KTP belum juga datang. sementara sebagian yang lain asyik bercerita dan bermain game onet.

Bahkan, seorang kawanku juga hampir berkelahi dengan salah seorang pegawai kelurahan karena dimintai sejumlah uang untuk pengurusan KTP, padahal walikota begitu sering berkoar tentang pelayanan gratis.

Semoga cerita di atas hanya saya dan kawanku yang merasakannya. Saya percaya, masih banyak cerita mengharukan tentang amtenar. Dan hari ini, kalian yang telah lulus telah menjadi bagian dari cerita itu. Saya percaya, setiap orang yang berminat menjadi PNS selalu diawali dengan niat baik untuk sebuah pengabdian, tidak ada tendensi untuk menjadi kaya. Sebab dengan gaji yang terbatas, tentu pilihan menjadi PNS tidaklah tepat jika bercita-cita menjadi orang kaya.

Selamat bro, ditunggu traktirannya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar