Kamis, 11 April 2013

Perempuan Dalam Kaca Spion

Saya mulai lupa kapan persisnya terakhir kali saya berlama-lama menoleh ke spion. Setelah beberapa waktu kebiasaan itu mulai saya tinggalkan. Kebiasaan lama itu berulang kembali. Bukan kendaraan di belakang sana, tapi hanya tidak ingin melewatkan raut wajah perempuan dalam kaca spion.

Ya, akhirnya, setelah sekian lama, saya bisa lagi menikmati wajah seseorang dalam kaca spoin. Mimik wajah yang sekali-kali berubah menjadi khawatir setiap kali saya “kajili-jili” menerobos padatnya jalan kota. Tapi tentu lebih banyak ia tersipu sendiri, entah apa artinya.

Perempuan dalam kaca spion, penghuni jok belakang. Separuh dari sadel motorku kembali terisi, wow!!!

Kali ini seseorang yang tidak khawatir dengan debu jalanan kota yang semakin padat dan menghkwatirkan memberanikan diri duduk dibelakang. Bayangnya dalam spion seakan membuatku tak perlu lagi menoleh kendaraan di belakang sana. Sesekali ia tersipu, sejurus kemudian dapat berubah jadi cemberut hanya karena saya menelikung seenak hati tanpa menyalakan weser.

Dalam jalan pulang, tampak ia makin sumringah. Senyumnya makin merekah, abai dengan debu dan padatnya kendaraan. Bukan hanya karena beberapa gram pengikat dalam tasnya hasil transaksi dengan Toke sombaopu, tapi karena dalam waktu tidak lama lagi bayangnya bakal tak tergantikan dalam spion revo buatan 2008 ini.