Minggu, 10 Juli 2011

Biru


Sebenarnya saya mulai jenuh dengan warna biru. Ada orang berbadan besar yang sering mengenakan baju biru, hanya bisa berpidato tanpa jeda mengaharap haru. Dibelakangnya, barisan tikus berjubah biru, yang biasa menyaru jadi politikus, kini mulai resah karena beberapa diantaranya tertangkap basah. Yang maruk tidak sendiri, juga tidak mau jadi tumbal sendiri, samudera biru pun ia aduk, warna biru berubah jadi keruh.

Di atas sana, langit tidak lagi biru. Asap dari cerobong pabrik hasil dari konsensus kapitalis asing dengan orang berbatik biru telah mengubah langit biru nusantara menjadi kelabu. Awan hitam menutupi penjuru negeri. Anak-anak negeri pun tak lagi menikmati langit biru nusantara kala bermain layangan.

Dan rupanya kita tidak lagi peduli dengan langit biru yang hilang itu. Karena memang kita tidak lagi bermain layangan. Kita lebih asyik tertawa sendiri memelototi layar biru di depan laptop kita. Memiliki 3687 teman, yang anehnya hanya bisa ditemui disudut kamar yang sepi.

Anomali, tapi terus terang, saya begitu menikmatinya. Layar biru dalam laptopku setidaknya telah begitu banyak membantu, sekadar memastikan senyum manismu masih tergulum. Ya, kau, generasi biru lembaga tetangga, yang membuat ungu masih bersahabat dengan mereka yang warna biru. Hahaha,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar