Jumat, 17 Desember 2010

Irfan Bachdim dkk dalam Infotainment,

Sesuatu yang disuguhkan berulang-ulang tanpa jeda pada akhirnya akan menimbulkan kejenuhan. Hari ini saya merasakannya. Karena jadwal kuliah yang kosong, seharian ini saya memanjakan diri dirumah, nonton tv. Yang membuat saya jenuh sebab semua acara di tv hanya seputar tim nasional yang semalam mengalahkan Filipina.

Bukannya saya tidak bangga dengan kemenangan itu. Hanya saja, suguhan acara tv hari ini membenarkan hokum Gossen tentang kepuasan yang menurun akibat sesuatu yang berulang. Mulai dari berita tv, talkshow, wawancara, hingga gossip selebritis, semua hanya seputar Cristian Gonzales dan kawan-kawan.

Highlight pertandingan semalam tak terhitung lagi berapa kali diulang. Yang lucu, politisi yang kemarin ribut-ribut soal keistimewaan Yogyakarta pun mengalihkan topic diskusi mereka. Membincang timnas jauh lebih seksi, Beberapa berita juga menayangkan tentang dukungan penuh bapak Presiden. Sebuah stasiun tv malah memutar berkali-kali ekspresi kegembiraan sang presiden saat Cristian Gonzales mencetak gol ke gawang Filipina.

Ada juga yang sedikit menyentil. Seperti pemberitaan salah satu stasiun tv swasta tadi sore. Katanya, pertandingan malam tadi, memecahkan mitos selama ini bahwa setiap pertandingan timnas yang dinonton langsung oleh SBY pasti berakhir kekalahan bagi timnas. Aya-aya wae, kali ini saya membela SBY.

Sepakbola Indonesia memang lagi menemukan performa terbaiknya. Disamping menumbuhkan kembali nasionalisme, sepakbola Indonesia kini memasuki era baru, sportainment. Sepakbola kini menjadi hiburan bagi semua kalangan. Stadion Gelora Bung karno yang terkesan hanya milik supporter laki-laki yang beringas dan gampang emosi, kini sedikit lebih semarak dengan kehadiran gadis-gadis cantik mendukung tim kesayangan mereka.

Gossip selebritis tidak lagi dipenuhi kabar perceraian para artis sinetron yang cemen. pemain bola kini mendapat tempat istimewa di layar tv. Mereka dielu-elukan melebihi group band yang selama ini mendominasi pemberitaan selebritis.
Para artis pun mulai melirik pemain bola sebagai pria idaman. Pesona Irfan bachdim bahkan sempat memikat beberapa selebritis cantik. Kawan setimnya, Markus Horison juga telah mempersunting Kiki Amelia.

Menjadi pemain bola di negeri ini memang mulai menunjukkan masa depan yang cerah. Anak-anak negeri tidak lagi ragu untuk bercita-cita menjadi pemain bola nasional. Selain ketenaran, gaji pemain bola juga lumayan tinggi. Puluhan hingga ratusan jusan juta.

Lupakan sudah kisah tentang pensiunan pemain bola yang hidup pas-pasan bahkan sebagian besar jauh dibawah kehidupan yang layak. Atlet sepakbola saat ini jauh lebih sejahtera dengan gaji dan bonus yang besar.

Hari ini kita memang lagi dimabok bola. Sepenjuru negeri bersorak meneriakkan yel-yel mendukung tim nasional. Kita larut dalam euphoria yang dikemas berlebih oleh media. Ekspektasi besar masyarakat akan prestasi tim nasional dapat menjadi dukungan bagi para pemain juga menjadi boomerang bila ekspektasi yang besar itu tidak terwujud.

Semestinya media lebih peka terhadap hal ini. Ada baiknya bila media terutama stasiun tv lebih proporsional menayangkan berita tentang timnas atau gossip seputar para pemain. Kita semua berharap para pemain dapat bermain maksimal dilapangan bukan menjadi badut sirkus-mengutip kata Riedl- di panggung infotainment. Istilah kawanku, “na la’ju berita”.

1 komentar:

  1. itulah kira2 mengapa BePe menghindar ketika ingin diwawancarai wartawan,,, menghindari jebakan hiruk pikuk infotainment...

    BalasHapus