Rabu, 02 Maret 2011

Yakin Usaha Sampai


Saya masih percaya bahwa hidup ini akan berpihak pada orang-orang yang berani bermimpi. Mereka yang berani menembus masa depan dengan cita-cita dan usaha keras. Mereka yang berani keluar dari kenyamanan, memulai pagi dengan keringat dan mengakhiri malam dengan doa.

Semalam, seorang kawan menelpon dari Gorontalo. Baru sekitar dua minggu katanya ia berada di kota itu. Kota yang baru sekali seumur hidupnya ia datangi, tanpa sanak keluarga untuk berbagi bila ada susah. Semua serba baru, kawan baru, lingkungan baru, dan tentu budaya baru.

Ia pindah dari Makassar karena diterima sebagai dosen di salah satu kampus di sana. Dalam pembicaraan,ia menceritakan tentang pilihannya itu. Pilihan yang katanya sulit sebab harus memilih untuk meninggalkan beberapa hal atau mungkin juga seseorang.

Ia juga bercerita tentang rencana besar dibalik pilihannya tersebut. Ada mimpi yang jauh lebih besar dan pastinya mulia. Rencananya, setelah setahun mengajar ia akan kembali melanjutan studinya. Ia berencana mencari beasiswa untuk kuliah kembali.

Saya selalu mengapresiasi pilihan kawan-kawanku untuk berada di jalur yang senantiasa dekat dengan ilmu pengetahuan. Menjadi pengajar tentu salah satunya. Di saat semua orang berpikir untuk cepat bekerja dan mencari duit, saya memberi aplaus bagi mereka yang memilih untuk kembali ke kampus menggali sumur pengetahuan yang mata airnya tiada henti membasahi bumi.

Melanjutkan kuliah atau bekerja? Banyak kawanku yang mengalami dilemma ketika menamantkan S1nya. Ada keinginan besar untuk melanjutkan kembali kuliahnya dan menjadi pengajar, namun juga desakan ekonomi menuntut mereka untuk segera mencari uang. Saya tahu pilihan ini sulit, asap dapur harus tetap mengepul, sementara mimpi untuk selalu belajar senantiasa hadir di setiap malamnya.

Belum lagi, melanjutkan kuliah butuh biaya yang besar. Bagi yang memiliki keterbatasan ekonomi, pilihan ini kadang terlalu sulit.
Namun, sebenarnya bagi yang punya tekad besar, selalu ada jalan keluar. Meyakini bahwa Tuhan iu ada berarti juga meyakini bahwa Tuhan itu adil.Tuhan selalu punya banyak cara untuk membuat umatnya tersenyum.

Saat ini ada begitu banyak beasiswa yang ditawarkan bagi yang ingin melanjutkan studi. Bahkan beasiswa-beasiswa tersebut tidak lagi setengah-setengah melainkan full ditambah biaya hidup. Kita bisa kuliah tanpa beban di tambah biaya hidup yang membuat kita juga seperti orang yang bekerja, digaji per bulan.

Hanya saja, tidak mudah untukmemperoleh beasiswa. Ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi.Bagi yang ingin mendapat beasiswa luar negeri, persyaratan bahasa asing serta deretan tes yang tidak mudah juga menjadi hambatan. Sementara bagi yang berminat dengan beasiswa dalam negeri, biasanya terhambat pada persoalan birokrasi yang berbelit-belit dan melelahkan. Maklum, di negeri ini, birokrasi lebih nampak sebagai berbelit anak tangga yang menyusahkan ketimbang sebagai prosedur yang memudahkan.

Kawanku tadi juga mengeluhkan itu. Ia bercerita, sepertinya akan kesulitan untuk memperoleh beasiswa sebab jalur birokrasi yang panjang untuk memenuhi syarat mendapatkan beasiswa dikti.

Saya merasakan hal itu setahun lalu. Beberapa kali harus bolos kerja dan mondar-mandir kampus-kopertis untuk mendapatkan beasiswa dikti. Pada pertengahan jalan,kadang lelah menghampiri bahkan juga sesekali semangat itu luntur hngga paling titik mengkhawatirkan.Pesimis. apalgi, beberapa persyaratan yang sepertinya bakal tidak mungkin saya penuhi, seperti syarat mengajar haruslah dua semester, sementara sayau baru mengajar satu semester saat itu.

Tapi percayalah Tuhan itu adil. Ia tahu betul, siapa yang bersungguh-sungguh dengan mimpinya. Dalam kesulitan untuk memenuhi syarat tersebut, tiba-tiba seorang kawan menelpon dari Yogya bahwa jalur beasiswa dikti terbagi dua, yang satunya adalah jalur kopertis dan satunya lagi jalur kampus penyelenggara. karena niat saya kuliah di UGM, rupanya di UGM sedikit lebih mudahs tidak seberbelit pada saat pengurusan di kopertis. Cukup SK Mengajar dan izin kuliah dari kampus. Akhirnya, saya mendapat kemudahan untuk kuliah,dan semangat itu tumbuh besar kembali.

Dari situ, saya yakin bahwa dalam hidup ini keadilan Tuhan berlaku bagi yang berupaya keras dan memohon kepadaNya. Segala lokus eksternal yang sulit dikendalikan akan mengikut jika lokus internal bisa kita kendalikan, atau dengan kata lain, jika kita sampai pada titik tertinggi upaya kita, dan semuanya masih sulit, maka keajaiban Tuhanlah yang akan menjawabnya. YAKUSA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar