Selasa, 18 Januari 2011

Alhamdulillah Aku Bukan Gayus

“Andai ku Gayus Tambunan yang bisa pergi ke bali
Semua keinginannya pasti bisa terpenuhi
Lucunya di negeri ini hukuman bisa di beli”

Petikan lagu Bona Paputungan di atas menjadi perbincangan publik sepekan belakangan, sampai-sampai menembus top chart di berbagai radio. Dari seorang mantan narapidana, Bona Paputungan kini menjadi buah bibir. Di televisi ia tampil berkali-kali. Video klipnya diputar setiap saat. Sekarang, ia memasuki bagian lain dari hidupnya; menjadi selebritis. Sesuatu yang dimimpikan kebanyakan orang. Yang mungkin juga dimimpikan oleh SBY.

Jika beberapa waktu lalu SBY juga mencipta lagu, diperdengarkan pada upacara tujuh belasan, bahkan di masukkan dalam soal tes CPNS, namun lagu SBY kalah tenar dengan Bona. Masyarakat lebih nyaman mendengar lagu Bona. Saat ini, ratusan ribu orang mengunduh video klipnya melalui internet.

Sebenarnya, apa yang membuat lagu Bona seketika menjadi popular? Padahal, video klipnya di buat secara sederhana, berlatar di lembaga pemasyarakatan Gorontalo.

Menurutku, ada beberapa hal yang membuat lagu Andai Aku Gayus menjadi popular. Pertama, karena tema yang diangkat sangat Indonesia sekali. Ia mewakili kegundahan seluruh rakyat Indonesia yangmulai muka dengan sistem hukum yang ada di negeri ini. “Lucunya di negeri ini hukuman bisa dibeli”.

Yang kedua yang membuat orang-orang juga menyukai lagu tersebut karena penyanyinya sendiri adalah seorang mantan narapidana. Ia tidak sekadar menyanyi. Lagu itu lebih mirip curahan hati sang penyanyi atas ketidakadilan yang ia terima. Perlakukan berbeda antara dirinya dengan Gayus. “Hidup dipenjara sangat berat kurasakan, badan kurus karena beban pikiran”, sementara Gayus, “semua keinginannya pasti terpenuhi”.

Kekuatan sebuah lagu terletak pada penghayatan serta keserasian antara lirik lagu dengan suasana hati sang penyanyi. Ini yang kita dapati dari lagu Bona, rasa ketidakadilan atas perlakuan yang ia terima dicurahkan secara penuh pada lagunya. Dan mungkin hal ini yang tidak kita dapati dari lagu SBY sehingga kita tidak begitu senang mendengarkannya. Makna lagu hilang sebab dibuat hanya untuk mendongkrak citra yang terpuruk akibat “kebohongan”-mengutip para tokoh agama- yang terus menerus diproduksi.

Semalam, setelah mendapat desakan berbagai pihak, SBY mengeluarkan 12 instruksi untuk penuntasan kasus Gayus. Saya hanya bisa berharap semoga keduabelas instruksi tersebut bukan lagi kebohongan baru. Harapan semua orang, mungkin juga Bona, tidak ada lagi perlakuan istimewa seperti yang diperoleh Gayus Tambunan.

Kadang-kadang saya juga iri dengan Gayus yang dalam penjara sekalipun masih sempat berwisata ke Bali dan luar negeri. Namun, tidak bermimpi sedikitpun menjadi seperti Gayus sebagaimana lagu Bona, “Andai Aku Gayus”. Amit-amit! Saya hanya ingin bersyukur, “Alhamdulillah Aku Bukan Gayus”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar